Saturday 17 June 2017

Miripkah dengan Bar-Bar?

Dari semalam sampai sekarang saya masih agak shock karena mendengar sebuah berita.

Awalnya semalam saya buka FB dan ada orang yang update status dengan meng-upload foto-foto mengerikan penuh darah, ternyata orang yang di dalam foto itu adalah maling motor yang dianiaya warga sampai tewas mengenaskan, dan 1 orang rekannya yang selamat dari amukan warga.

Mungkin saya tidak akan shock kalau mengetahui kejadian itu jauh dari rumah saya. 

Saya kaget sekali karena kejadian itu terjadi di dekat sekolah saya, tetangga desa yang sangat dekat dengan perumahan yang saya tinggali.

Ya Allah... Ini bulan suci Ramadhan, dan kalian membunuh orang!!!



Besoknya saya merasa lebih  tertekan karena saya bertemu dengan teman-teman untuk menghadiri penutupan kegiatan bimtek kurikulum dan mereka semua membicarakan kejadian tersebut.

Saya cuma diam mendengar ocehan mereka, dan saya simpulkan, tidak ada satupun dari mereka yang menaruh simpati pada maling motor itu.

Semuanya hanya membicarakan tentang kronologi kejadian yang katanya-katanya. 

Katanya si maling bawa pedang, si maling ngumpet di genteng rumah warga, katanya ini katanya itu.

Tuhan... Apakah nyawa manusia sekecil itu nilainya?

.
.

Kenapa saya begitu tertekan dengan kejadian itu? 

Karena hampir tiap hari saya menonton drama Korea thriller dimana kriminalitas, pembunuhan, pembunuhan berantai dengan berbagai metode, penjahat dengan bermacam-macam karakter telah saya kenal lewat beberapa judul drama. 

Dan... Tidak satupun drama yang mengajarkan tentang tindakan persekusi. 

Lihatlah I Can Hear Your Voice, apalagi alasan yang diperlukan Park Soo Ha untuk tidak membunuh Min Joon Gook? 

Min Joon Gook telah membunuh ayahnya, dan 10 tahun kemudian setelah keluar penjara dia membunuh ibu dari orang yang disayanginya. 

Tapi Soo Ha tidak mau menjadi monster pembunuh. Bahkan dia mencoba menyelamatkan Min Joon Gook saat akan bunuh diri. 

Sekali kamu balas dendam, kamu bukan lagi korban, kamu sama saja dengan pelaku.

Kalimat itu diucapkan Jang Hye Song walaupun ibunya telah dibunuh dengan cara keji. 

Begitupun juga dengan jaksa Park di Defendant, alasan apalagi yang membuatnya tidak membunuh Cha Min Ho? 

Cha Min Ho telah membunuh istrinya, menculik anaknya, memutarbalikkan fakta sehingga jaksa Park dipenjara atas kesalahan yang tidak dia buat.

Tapi apa yang terjadi adalah jaksa Park berusaha semaksimal mungkin untuk memenjarakan Cha Min Ho, bukannya membunuhnya.

Yah itu kan di drama... Mungkin ada diantara kalian yang berpikir seperti itu.

Jangan pikir drama Korea hanya tentang cinta-cintaan, kalian salah besar! 

Banyak sekali nilai moral yang diselipkan dalam setiap drama, dan karena kebetulan saya pecandu thriller jadi saya telah kenyang dengan berbagai cerita fiksi kriminal. 

Nonton drama yang bagus apa salahnya? Sama saja seperti kalian menonton film-film religi yang katanya bisa menambah keimanan seseorang.

Teman-teman saya yang berceloteh tentang maling itu mungkin menyukai film religi, tapi dimana empati dan simpati mereka? 

Bahkan ada seorang teman yang berkata “Sekalian saja maling yang satunya dibunuh!” dengan nada keras dan lantang.

Astaghfirulloh... dan akhirnya saya berdebat dengan beliau. 

Kita hidup di negara hukum, bukan negara bar-bar. 

Kalian tahu apa yang warga lakukan terhadap maling motor itu?

Saya ditunjukkan video kerusuhan itu dan saya lempar hp teman saya yang memutar video tersebut.

Mereka memukulinya dengan kayu, kelapa, batu bata, dan batu. 

Kepala maling itu hancur. 

Saya pengen nangis pas nulis ini hiksss...
.

Iyaa dia maling..... Iyaa dia salah... Kurang ajar dan sebagainya.

Tapi kalian siapa???? 

Kalian tidak lebih baik dari maling itu.

Kalian membunuh orang!! Kalian pembunuh!!

:’(

Apakah sudah sangat parahnya perasaan seseorang di jaman sekarang? 

Apakah dengan membunuh baru kemudian puas?

Kantor polisi hanya berjarak ratusan meter dari lokasi. 

Andaikan kalian lebih sabar sedikitt kalian tidak akan mengotori tangan kalian dengan darah. 

.
Dari cerita teman saya, warga desa situ memang sudah terkenal sadis, dulu pernah ada maling yang dibakar hidup-hidup. 

Ini terjadi di dekat perumahan saya, bukan di Papua, bukan di pedalaman Kalimantan. 

Dan mereka seperti bar-bar. 
.

Alasan apa yang kalian punyai selain emosi tak terbendung?

Sifat? Karakter? Atau kalian memang punya bakat pembunuh? 

Entahlah....

Orang yang kalian bunuh adalah anak dari seseorang, saudara dari seseorang, mungkin ayah dari anak kecil yang sangat mencintai ayahnya meskipun dia maling atau begal. 

Bagaimana perasaan keluarga mengetahui saudaranya, anaknya, ayahnya dibunuh rame-rame dengan cara keji? Ditonton ratusan warga yang bersorak bunuh-bunuh-bunuh!! 

Saya tidak bisa membayangkan.
.

Saya hanya bisa berdoa semoga bangsa ini tidak akan menjadi bangsa bar-bar yang dengan mudahnya teriak bunuh, kafir, dll. 

Sekilas teringat video viral anak-anak kecil yang menyerukan bunuh Ahok bunuh Ahok. 

Astaghfirulloh..... 
.
.



***************
Lebih herannya lagi, mayoritas teman-teman saya mendukung tindakan tersebut.

Kalian yang sering mampir ke blog saya pasti mengetahui apa profesi saya, dan siapa teman-teman yang saya maksud itu.

.
.
.

Ya, kami adalah guru.



No comments:

Post a Comment